Aktiviti



Kuliah Bulan April 2010



19-04-2010 -Fiq Daulah
Ust. Zamri Syafik


21-04-2010 -Sifat 20
Ust. Dr.Zulkifli Mohammad Al Bakri



Muslimin Muslimat Dijemput Hadir


Hadis Pilihan



Rasulullah bersabda "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yg dirosakkan oleh air." Seorang sahabat telah bertanya "Apakah caranya untuk menjadikan hati itu bersinar kembali?" Jawab Rasulullah "Banyakkan mengingati maut dan membaca Al-Quran."
(riwayat Baihaqi dari Ibnu Umar)


Sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya ada sebahagian daripada umatku yang akan meminum arak dan mereka menamakannya dengan nama yang lain(bukan arak). (Mereka meminumnya) sambil dialunkan dengan bunyi muzik dan suara artis-artis. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi (dengan gempa bumi) dan akan menjadikan mereka seperti kera dan **** (setelah mati)". (Hadis Riwayat Ibnu Majjah)

Drpd Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah hampirnya hari Qiamat itu, berlaku banyak kematian manusia secara mendadak" (Hadis riwayatThabrani)

Drpd Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan datang hari qiamat sehinggalah berlakunya banyak gempa bumi" (Hadis Riwayat Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda: "Sebelum berlakunya hari qiamat, akan terdapatnya kematian yang amat menakutkan dan kemudian dari itu berlakulah tahun-tahun gempa bumi" (Hadis riwayat Ahmad



Abu Bakar As-Siddiq

Abu Bakar As-Siddiq

Riwayatnya

Abu Bakar bin Abu Quhafah, turunan bani Taim bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ai, bin Kalb Al-Qurasyi. Pada Murrah bertemulah nasabnya dengan Rasul. ibunya Ummul Khair Salma binti Sakhr bin Anrir, turunan Taim bin Murrah juga . Dia lahir pada tahun kedua dari tahun gajah, jadi dua tahun lebih tua Rasulullah daripadnya. Sejak mudanya telah masyhur budinya yang tinggi dan perangai- nya yang terpuji. Dia sanggup menyediakan segala bekal rumah- tangganya dengan usahanya sendiri. Sebelum Rasulullah diutus, persahabatan mereka telah karib juga.

Tatkala telah ditetapkan beliau menjadi Nabi, maka Abu Bakarlah laki-laki dewasa yang mula-mula sekali mempercayainya. Rasulullah paling sayang dan cinta kepada sahabatnya itu, karena dia adalah sahabat yang setia dan hanya satu-satunya orang dewasa tempatnya mesyuarat di waktu pejuangan dengan kaum Quraisy sangat hebatnya. Tiap-tiap orang besar mempunyai kelebihan sendiri, yang akan diingat orang bila menyebut namanya. Abu Bakar masyhur dengan kekuatan kemahuan, kekerasan hti, pemaaf tetapi rendah hati, dermawan dan berani bertindak lagi cerdik.

Di dalam mengatur pemerintahan, meskipun tidak lama, masyhur siasatnya yang mempunyai semboyan keras tak dapat dipatahkan, lemah lembut tetapi tak dapat disenduk. Hukuman belum dijatuhkan sebelum pemeriksaan memuaskan hatinya, sebab itu diperintahkan- nya kepada wakil-wakilnya di tiap-tiap negeri supaya jangan tergesa- gesa menjatuhkan hukum. Salah menghukum seseorang hingga tidak jadi terhukum, lebih balk daripada salah hukum yang menyebabkan yang tidak bersalah sampai terhukum. Meskipun sukar hidupnya, pantang benar baginya mengadukan halnya kepada orang lain. Tidak ada orang yang tahu kesusahan hidupnya, kecuali beberapa orang sahabatnya yang karib yang senantiasa memperhatikan dirinya, sebagai Umar.

Setelah dia diangkat menjadi Khalifah, beberapa bulan dia masih rneneruskan pemiagaannya yang kecil itu. Tetapi kemudian ternyata rugi, sebab telah menghadapi urusan negeri sehingga dengan permintaan orang banyak, pemiagaan itu iberhentikannya dan dia mengambil kadar belanja tiap hari daripada kas negara.

Jadi Khalifah

Rasulullah memegang dua jabatan, pertama menyampaikan kewajiban sebagai seorang suruhan Tuhan. Kedua bartindak selaku kepala kaum Muslimin. Kewajiban pertama telah selesai seketika dia menutup mata, tetapi kewajiban yang kedua, menurut partimbangan kaurn Muslimin ketika itu perlu disambung oleh yang lain, karena suatu umat tidak dapat tersusun persatuannya kalau mereka tidak mempunyai pemimpin. Sebab itu perlu ada gantinya (khalifahnya).

Belum lagi Rasulullah dikebumikan, telah timbul dua macam pendapat. Pertama ialah menentukan pangkat Khalifah itu di antara kaum keluarga Rasulullah yang terdekat. Pendapat pertama ini terbagi dua pula. Dertama rnenentukan pangkat Khalifah itu dalam persukuan Rasulullah. Kedua hendaklah ditentukan di dalam rumahtangganya yang sekarib-karibnya. Di waktu dia menutup rnata adalah orang yang paling karib kepadanya pamannya (saudara ayahnya) Abbas bin Abdul Muttalib dan anak saudara ayahnya Ali dan ‘Aqil, keduanya anak Abu Thalib. Kelebihan Ali daripada Abbas dan ‘Aqil ialah karea dia menjadi rnenantu pula dari Rasulullah, suami dari Fatimah.

Kelebihan Abbas ialah dia waris yang paling dekat kepada beliau. Artinya jika sekiranya tidaklah ada beliau meninggalkan anak dan isteri, maka Abbas itulah yang akan menjadi ‘ashabah (waris yang menerima sisa harta) yakni kalau harta Rasulullah boleh diwariskan. Pendapat kedua: Khalifah hendaklah orang Ansar. Setelah Rasulullah berpulang, berkumpullah kepala-kepala kaurn Ansar di dalam sebuah balairung kepunyaan bani Sa’idah, balk Ansar pihak Aus mahupun Ansar dari persukuan Khazraj. Maksud mereka hendak memilih Sa’ad bin ‘Ubadah menjadi Khalifah Rasulullah, sebab dialah yang paling terkepala dari pihak kaum Ansar ketika itu.

Apa lagi Sa’ad sendiri telah berpidato kepada mereka menganjur- anjurkan bagaimana keutamaan dan kemuliaan kaum Ansar, terutama dalam membela Rasulullah dan mempertahankan agama Islam, sehingga beroleh gelar Ansar, artinya pembela, tidak ada orang lain yang berhak menjabat pangkat itu melainkan Ansar. Perkataannya itu sangat mendapat perhatian dari hadirin, semuanya setuju. Tetapi salah seorang di antara yang hadir bertanya: ‘Bagaimana kalau saudara-saudara kita orang Quraisy tidak setuju, dan sekiranya mereka kemukakan alasan bahwa merekalah kaum kerabat yang karib dan ahli negerinya, apa jawab kita?’ Seorang Ansar menjawab saja dengan cepat: ‘Kalau mereka tidak setuju, lebih balk kita pilih saja seorang Amir dari pihak kita dan mereka pun memilih pula Amir dari pihaknya, dan kita tidak mahu dengan aturan yang lain.’ Sa’ad membantah sangat pendapat itu, dia berkata: ‘Itulah pangkal kelemahan.’

Berita permesyuaratan itu lekas sampainya kepada orang-orang besar dalam Muhajirin, sebagai Abu Bakar, Umar, Abu ‘Uaidah dan lain-lain. Sebentar itu juga dengan segera mereka pergi ke balairung itu. Baru saja sampai Abu Bakar terus berpidata: ‘Allah Ta’ala telah memilih Muhammad menjadi RasulNya, membawa petunjuk dan kebenaran. Maka diserunyalah kita kepada Islam, dipegangnya ubun-ubun kita semuanya dan dipengaruhinya bail kita. Kamilah kaum Muhajirin yang mula-mula memeluk Islam, kamilah kelwrga Rasulullah, dan kamilah pula suatu kabilah yang boleh dikatakan menjadi pusat perhubungan semua kabilah di Tanah Arab ini, tidak ada satu kabilah pun yang tidak ada perhubungannya dengan kami. Dan kamu pula, kamu mempunyai kelebihan dan keutamaan. Kamu yang membela dan menolong kami, kamulah wazir-wazir besar kami di dalam pekeriaan besar agama ini, dan wazir Rasulullah, kamulah saudara kandung kami di bawah lindungan Kitabullah, kamu kongsi kami dalam agama, balk di waktu senang apa lagi di waktu susah.

Demi Allah, tidak ada kebaikan yang kami dapati, melainkan segala kebaikan itu kamu pun turut menanamnya. Kamulah orang yang pling kami cintai, paling kami muliakan, dan orang-orang yang paling patut takluk kepada kehendak Allah mengikut akan suruhNya. Janganlah kamu dengki kepada saudara kamu kaum Muhajirin, sebab kamulah sejak dahulunya orang yang telah sudi menderita susah lantaran membela kami. Saya percaya sungguh, bahwa haluan kamu belum berubah kepada kami, kamu masih tetap cinta kepada Muhajirin. Saya percaya sungguh, bahwa nikmat yang telah dilebihkan Tuhan kepada Muhajirin ini tidak akan kamu hambat, saya percaya sungguh bahwa kamu tidakkan dengki atas ini: Sekarang saya serukan kamu memilih salah seorang daripada yang berdua ini, iaitu Abu ‘Ubaidah atau Umar, keduanya saya percaya sanggup memikulnya, dan keduanya memang ahlinya.’

Setelah selesai pidato Abu Bakar itu, maka berdirilah Khabbab bin Al-Munzir berpidato pula:’Wahai sekalian Ansar, pegang teguh hakmu, seluruh manusia di pihakmu dan membelamu, seorang pun tidak ada yang akan berani melangkahi hakmu, tidak akan diteruskan orang suatu pekejaan, kalau kamu tak camur di dalam. Kamu ahli kegagahan dan kemuliaan, kaya dan banyak bilangan, teguh dan banyak pengalaman, kuat dan gagah perkasa. Orang tidak akan melangkah ke muka sebelum melihat gerak kamu. Kamu jangan berpecah, supaya maksud kita jangan terhalang. Kalau mereka tidak hendak memperhatikan iuga, biarlah mereka beramir sendiri dan kita beramir sendiri pula.’ Mendengar itu Umar lalu menyambung pembicaraannya: ‘Jangan, itu sekali-kali jangan disebut: Tidak dapat berhimpun dua kepala dalam satu kekuasaan. Khabbab berdiri kembali:’Sekalian Ansar! Pegang teguh hakmu jangan undur, jangan didengarkan cakap orang ini dan kawan- kawannya, lepas hakmu kelak.’ Hebat sekali pertentangan Umar dengan Khabbab. Dengan tenang Abu ‘Ubaidah tampil ke muka dan berkata: ‘Kaum Ansar! Ingatlah bahwa kamu yang mula-mula menjadi pembela dan penolong, rnaka ianganlah kamu pula yang mula-mula menjadi pemecahan dan penukar. Dengan tangkas Basyir bin Sa’ad tampil ke muka, dia seorang yang terpandang dalam golongan Ansar dari Aus: ‘Wahai kum Ansar, memang, demi Allah, kita mempunyai beberapa kelebihan dan keutamaan, di dalam pejuangan yang telah ditempuhi oleh agama ini. Tetapi ingatlah, pekerjaan besar itu kita keiakan bukanlah lantaran mengharap yang lain, hanyalah semata-mata mengharapkan redha Allah dan taat kepada Nabi kita, untuk penunjukan diri kita masing-masing kepada Tuhan! Sebab itu tidaklah patut kita me- manjangkan mulut menyebut-nyebut jasa itu kepada manusia, jangan diambil menyebut-nyebut jasa itu untuk peningkat dunia. Ingatlah bahwa Allah telah memberi kita kemuliaan dan pertolongan bukan sedikit. Ingat pula bahwa Muhammad itu terang dari Quraisy, kaumnya lebih berhak menjadi penggantinya mengepalai kita. Demi Allah, saya tidak mendapat satu jalan untuk menentang mereka pada pekejaan yang telah terang ini. Takutlah kepada Allah, jangan bertingkah dengan saudara-saudara kita Muhajirin, jangan berselisih!’ Majlis tenang!

Ketika itu berkatalah Abu Bakar: ‘Ini ada Abu ‘Ubaidah dan Umar, pilihlah mana di antara keduanya yang kam sukai dan bai’atlah!’ Dengan serentak keduanya membantah:’Tidak, tidak. Demi Allah, kami tidak akan mahu menerima pekerjaan besar ini selama engkau masih ada, engkaulah orang Muhajirin yang lebih utama, engkaulah yang berdua saja dengan dia di dalam gua ketika terusir, engkaulah yang ditetapkannya menjadi gantinya sembahyang seketika dia sakit, ingatlah bahwa sembahyang itu seutama-utama agama orang Islam! Siapakah yang akan berani melangkahimu dan memegang pekerjaan ini…? Tadahkan tanganmu, kami hendak membai’atkan engkau!’ Lalu Umar mengambil tangannya dan membai’atnya, setelah itu mengikut Abu ‘Ubaidah, diiringi oleh Basyir bin Sa’ad. Basyir dari golongan Ansar persukuan Aus, Sa’ad bin ‘Ubadah dari persukuan Khazraj, Aus jauh lebih kecil persukuannya daripada Khazraj. Kalau sekiranya jadi pekerjaan Khalifah diberikan kepada Ansar, tentu Aus selamanya tidak juga akan mendapat giliran karena kecilnya. Ini kelak akan mendatangkan fitnah juga dalam negeri Madlnah, menimbulkan permusuhan zaman jahiliyah. Iilah yang ditimbang oleh Basyir ketika berpidato itu. Demi melihat Basyir membai’at, maka berduyun-duyunlah anggota Aus yang lain mem- bai’at Abu Bakar. Melihat itu, maka anggota-anggota Khazraj pun telah terpengaruh pula oleh. Selesai pertemuan itu, kesemuanya tampil ke muka membai’at Khalifah yang tercinta itu, sehingga Abu ‘Ubaidah yang duduk bersandar ke dinding karena tidak boleh berdiri lantaran demam, hampir terpijak.

Adapun Ali bin Abu Thalib, ia tidak hadir di situ, lantaran sedang menjaga jenazah Rasulullah, dan ketidak-hadirannya itu menjadi alasan pula baginya untuk tidak turut membai’at. Melihat ramai pihak yang telah datang berduyun-duyun mem- bai’at Abu Bakar, maka bani Hasyim pun tidaklah dapat mengelakkan diri lagi, apalagi setelah mereka mengerti bahwa khalifah itu bukanlah sama dengan pangkat kenabian. Insaflah mereka bahwa perkara ini bukan perkara urusan keluarga, tetapi urusan siapakah orang yang paling mulia di sisi Nabi, padahal mereka semuanya memang mengakui akan keutamaan Abu Bakar Apakah lagi suatu kelebihan yang lebih utama daripada meniadi wakil Rasulullah bersembahyang di waktu sakitnya. Kalau Rasulullah sendiri telah percaya kepadanya dalam urusan dunia, iaitu memerintah umat, Ali sendiri pun akhimya mem- bai’atnya juga, iaitu beberapa waktu setelah wafat isterinya Fatimah binti Rasulullah itu.

Pidato Abu Bakar

Setelah selesai orang membai’at itu, Abu Bakar pun berpidatolah, sebagai sambutan atas kepercayaan orang banyak kepada dirinya itu, penting dan ringkas:’Wahai manusia, sekarang aku telah menjabat pekerjaan kami ini, tetapi tidaklah aku oxang yang lebih baikùdaripada kamu. Maka jika aku lelah berlaku balk dalam jabatanku, sokonglah aku. Tetapi kalau aku berlaku salah, tegakkanlah aku kembali. Ke- jujuran adalah suatu amanat, kedustaan adalah suatu khianat. Omng yang kuat di antara kamu, pada sisiku hanyalah lemah, sehingga hak si lemah aku tarik daripadanya. Orang yang lemah di sisimu, pada sisiku kuat, sebab akan ku ambilkan daripada si kuat akan haknya, Insya Allah. Janganlah kamu suka menghentikan jihad itu, yang tidak akan ditimpa kehinaan. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan RasulNya. Tetapi kalau alau langgar perintahNya, tak usahlah aku kamu taat dan ikut lagi. Berdirilah sembahyang, moga- moga rahmat Allah meliputi kamu.

Tentera Usamah

Bukanlah urusan bai’at yang sulit itu saja bahaya yang menimpa umat Islam sewafat Rasulullah. Tetapi barn saja tersiar khabar kematian itu ke selurth pojok Tanah Arab bergeraklah orang-orang munafik yang hendak mencari keuntungan diri sendiri, timbullah golongan kaum murtad dan Nabi-nabi palsu, semuanya hendak memberontak melepaskan diri daripada persatuan Islam yang baru tegak itu. Sedang kaum Muslimin sendiri ketika itbl di dalam susah besar dan kemasyghulan lantaran kematian Nabi. Kaum pemberontak itu baru saja memeluk Islam, mereka beium tahu hakikat agama, masuknya ke agama hanya dibondong gerakan ramai, dan segan kepada kekuasaan Nabi. Tentu saja setelah Nabi wafat mereka hendak belot.

Ada satu golongan pula yang sudi juga mendirikan sembahyang, tetapi tidak hendak mengeluarkan zakat lagi. Demikian besar bahaya yang sedang mengancam, sedikit pun tidak kelihatan perubahan muka Abu Bakar. Ada orang mengatakan kepadanya supaya orang-orang yang tidak sudi mengeluarkan zakat itu tak usah diperangi, karena ereka masih sudi sembahyang. Tetapi dengan tegas beliau berkata: ‘Tidak, penderhaka yang hendak memperbedakan sembahyang dengan zakat itu mesti kuperangi juga, walau saya akan dihambat dengan ikatan sekalipun.

Tetapi sebelum mengatur persiapan memerangi pemberontak- pemberontak itu, Abu Bakar lebih dahulu hendak menyempumakan angkatan perang di bawah pimpinan Usamah yang usianya masih terlalu muda, baru kira-kira 17 tahun. Dia diangkat oleh Rasulullah menjadi kepala perang, tetapi pejalanannya diundurkan lantaran kematian Rasulullah. Banyak ketua-ketua Quraisy menjadi seldadu di bawah perintahnya.

Demi setelah Rasulullah wafat, Umar meminta supaya pengiriman Usamah itu diundurkan saja karena banyak yang lain yang lebih penting, atau tukar dengan kepala tentera yang lebih tua. Dengan gagah dia mendekati Umar dan menunjukkan kuasa dan kekerasannya kepada sahabatnya itu: ‘Celaka engkau, wahai anak si Khattab, Rasulullah sendiri yang mengangkat dia, belum lama lagi dia terkubur, engkau menyuruh saya mengubah perntahnya?’ Pemberangkatan Usamah itu dilangsungkan juga. Dia pergi ke tempat perhentian seldadu Usamah melepaskan berangkat. Ketika dia memberikan pesannya yang penting-penting kepada Usamah, Usamah di atas kenderaannya dan beliau berjalan kaki. ‘Biarlah hamba turun ke bawah dan paduka naik ke atas kenderaan ini,’ kata Usamah. ‘Tidak,’ jawab beliau, ‘belumlah akan mengapa jika kakiku kena debu beberapa saat di dalam menegakkan jalan Allah. Setelah itu dimintanya kalau boleh Usamah mengizinkan Umar tinggal di Madinah, tidak jadi pergi berperang, karena Umar perlu benar baginya untuk teman di dalam mengatur siasat negeri.

Maka permintaan itu dikabulkan oleh Usamah. Tidaklah mahu Khalifah itu memerintahkan kepada kepala perang yang telah diserahinya pimpinan itu supaya Umar jangan dibawa, melainkan dimintanya. Ketika mereka akan berangkat itu beliau berpidato: ‘Jangan khianat, jangan mungkiri janji, jangan dianiaya bangkai musuh yang telah mati, jangan dibunuh anak-anak, orang kua dan perernpuan. Jangan dipotongbatang kurma, jangan dibakar dan jangan di- tumbangkan kayu-kayuan yang berbuah, jangan disembelihi saja kambing, sapi dan unta, kecuali sekadar akan dimakan. Kalau kamu bertemu dengan suatu kaum yang telah menyisihkan dirinya di dalam gereja-gereja hendaklah dibiarkan saja. Jika engkau bertemu dengan suatu kaum yang bercukur tengah-tengah kepalanya dan tinggal tepinya sebagai lingkaran, hendaklah perangi! Kalau diberi orang makanan hendaklah bacakan nama Allah seketika memakannya.

Hai Usamah, berbuatlah apa yang diperintahkan Nabi kepadamu di negeri Qudha’ah itu, dan jangan engkau lalaikan sedikit pun perintah- perintah Rasulullah. Setelah dilepaskan tentera itu di Jaraf, beliau kembali ke Madinah. Usamah pun berangkat dikepungnyalah negeri Qudha’ah itu, empat puluh hari lamanya pertempuran hebat dengan musuh, maka dia pun kembali dengan kemenangan. Tentera ke Qudha’ah ini bukan sedikit memberi kesan kepada musuh-musuh yang lain, timbul perkataan, kalau sekiranya kaum Muslimin tidak mempunyai ke- kuatan, tetu mereka tidak akan mengirim tentera ke negeri Qudha’ah lebih dahulu sebelum menaklukkan yang lain. Akan huru-hara di segala pihak yang telah ditimbulkan oleh kaum murtad itu, yang agaknya bagi orang lain boleh mendatangkan kekusutan fikiran, oleh beliau ditunggu saja dengan tenang ketika yang balk.

Ditunggunya Usamah pulang, karena di sana terletak sebahagian besar kekuatan. Setelah kembali dengan kemenangan- nya, maka Usamah dan tenteranya disuruhnya istirahat, karena beliau hendak menyelesaikan lebih dahulu kekusutan yang ditimbulkan oleh kaum ‘Absin dan Dhabyaan di luar Madinah, yang mencuba hendak memberontak pula. Pimpinan kota Madinah diserahkan kepada yang lain dan beliau sendiri pergi menaklukkan kedua kaum itu kembali, hingga tunduk. Setelah itu barulah diatumya tentera untuk mengalahkan kaum-kaum perusuh pemberontak itu. Tentera itu disuruh ke Dzul Qis’ah, kira-kira 10 batu dari Madinah, menghadap ke Najd. Di sanalah dibaginya 11 buah bendera kepada 11 orang kepala perang:

1. Kepada Khalid bin Al-Walid, pergi memerangi Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi di negeri Bazaakhah. Kalau telah selesai di sana, teruskan mengalahkan Malik bin Nuwairah di negeri Bat’thaah.
2 ‘Ikrimah bin Abu Jahal, memerangi Musailamah di Yamamah.
3. Di belakang ‘Ikrimah disusuli oleh tentera Syurahbil bin Hasanah.
4. Al-Muhajir bin Abu Umaiyah ke Yaman, mengalahkan Al-Aswad Al-’Ansi.
5. Huzaifah bin Mihsan mengalahkan negeri Daba di ‘Uman.
6. ‘Arfajah bin Hartsamah ke negeri Muhrah.
7. Suwaid bin Mukrin ke Ti~Mmah di Yaman.
8. Al-’Ala bin Al-Hadhramiy ke negeri Bahrein.
9. Thuraifah bin Hajiz ke negeri bani Sulaim dan Hawazin.
10. ‘Amru bin Al-Ash ke negeri Qudha’ah.
11. Khalid bin Sa’id ke tanah-tanah tinggi Syam.

Dengan hati yang teguh dan kesetiaan kepala-kepala perang itu, di dalam masa yang tidak berapa lama, seluruh pemberontakan dan huru-hara itu, yang ditirnbulkan oleh beberapa orang yang mengakui dirinya jadi Nabi, atau yang hendak mencari keuntungan diri, me- mecahkan persatuan agama, telah dapat disapu bersih, itulah salah satu daripada kemuliaan yang tak dapat dilupakan oleh tarikh tentang diri Khalifah Rasulullah itu.

Menaklukkan Parsi

Setelah selesai huru-hara di dalam negeri itu, Mhalifah Rasulullah menghadap ke luar negeri, menaklukkan negeri Parsi. Untuk itu telah diangkatnya kepala perang besar yang masyhur Saifullah Khalid bin Al-Walid. Kalau kelak maksud ini berhasil, perjalanan boleh di- teruskannya ke batas-batas Hindustan. Untuk pembantunya diangkat ‘Iyadh bin Ghanam, masuk dari utara Iraq. Penyerang Khalid telah berhasil masuk di negeri Parsi, sejak dari pinggir sungai Fblrat, sampai ke Ubullah, melinkungi Syam, Iraq dan Jazirah, demikian juga sebelah timur sungai Furat. Di beberapa tempat pahlawan besar itu telah bertempur dengan tentera-tentera Parsi, Rumawi dan Arab yang masih belum masuk kepada persatuan besar ini. Namanya kian menakutkan musuh. Namanya lebih dakulu telah menggegarkan tempat yang belum dimasukinya. Kalau suatu negeri ditaklukkannya, maka di sana diangkatnya seorang amir yang akan mengatur kharaj (cukai) dari ahli zimmah. Namanya sangat dipuji oleh musuhnya sebab orang tani dan pertaniannya tidak pernah digangunya melainkan dipeliharanya.

Lantaran itu jikalau dia masuk ke negeri Arab yang masih di bawah bendera (protectorat) Parsi, orang di sana lebih suka diperintahnya dan belot dari pemerintahan yang lama, sedang agama tidak diganggu. Sebab orang Arab di sana memeluk agama Masihi. Kalau terjadi perang landing, menjadi kehinaan besar baginya kalau perang itu hanya bertegang urat leher dari jauh menghabiskan tempoh, dia lebih suka kepada permainan pedang, bertanding kepahlawanan, terutama dengan kepala-kepala kaum itu. Sebab dengan demikian, tempoh perang dapat disingkat- kan. Temannya ‘Iyadh telah dapat menguasai Daumatul Jandal, sampai ke Iraq. Di Hirah kedua kepala perang yang gagah itu bertemu.

Menaklukkan Syam

Setelah itu Abu Bakar mengirim sural kepada penduduk Makkah, Tha’if, Yaman dan sekalian negeri Arab, sampai ke Najd dan seluruh Hejaz disuruh bersiap untuk mengatur suatu bala tentera besar, akan melakukan suatu peperangan yang besar, iaitu menaklukkan negeri Syam, pusat kerajaan Rumawi pada masa itu. Mendengar seruan itu orang pun bersiap. Sebahagian besar karena mengharapkan ber- tempur mempertahankan agama, dan tentu tidak kurang pula yang mengharapkan harta rampasan. Kata Ath-Thabari: ‘Tiap-tiap kepala perang it~ telah ditentukan tempat tinggal mereka sebelum negeri itu dimasuki, buat Abu ‘Ubaidah telah ditentukan Hems, buat Yazid bin Abu Sufyan negeri Damsyik, buat Syurahbil bin Hasanah negeri Urdan (Jordan), buat Amru bin Al-Ash dan ‘Alqamah bin Al-Munzir negeri Palestin, Kalau telah selesai, maka ‘Alqamah akan meneruskan perjalanan ke Mesir.

Peperangan yang paling masyhur hebat dan besamya ketika penaklukan Syam itu ialah peperangan Yarmuk, iaitu suatu sungai besar. Di sanalah orang Rumawi dapat membutikan bahwa musuhnya memang besar dan kekuatan mereka sendiri tidak ada lagi. Sejak waktu itulah berturut-turut jatuh negeri Quds, Damsyik, Hems, Humaat, Halab dan lain-lain. Sedianya peperangan ini tidaklah akan berakhir begitu me- nyenangkan. Karena telah berhari berpekan peperangan di Yarmuk itu dilangsungkan, belum juga berakhir dengan balk. Sebab tiap-tiap kepala perang itu mengendalikan tenteranya sendiri-sendiri, kepala perang besar untuk menyatukan komando tidak ada. Padahal orang Rumawi telah bermaksud hendak keluar dari benteng mereka me- lakukan serangan besar-besaran. Waktu iku datanglah Khalid bin Al-Walid dengan tiba-tiba, yakni setelah selesai melakukan serangan- nya di Parsi.

Dia mendapat surat Khalifah menyuruh lekas pindah ke Rumawi. Setelah tiba di situ dikumpulkannya kepala-kepala perang dan diadakannya pidato yang berapi-api untuk menaikkan semangat. Di antara ucapannya:’Saya tahu bahwa kamu semua telah dipecah- pecahkan oleh kemegahan dunia. Demi Allah! Sekarang berhentikan- lab itu, degarlah bicaraku! Hendaklah pimpinan tentera disatukan, sehari si anu, sehari lagi si anu. Hari ini biar saya, besok salah seorang di antara kamu.’ Orang-orang itu menerima.

Baru saja tentera berada di bawah pimpinannya, sudah nampak alamat kemenangan, sehingga besoknya tidak ada yang berani meng- gantikan lagi. Begitulah kemenangan telah diperoleh di bawah pimpinan Khalid. Satu cubaan besar datanglah kepada pahlawan itu seketika perang sangat hebatnya. Surat datang dari Madinah, menyatakan bahwa Khalifah Rasulullah yang pertama wafat. Sekarang yang memerintah ialah Umar, bukan Abu bakar lagi. Khalid mesti berhenti memimpin peperangan, digantikan oleh Abu ‘Ubaidah. Surat itu disimpannya saja sampai peperangan berhenti, takut tentera akan kacau.

Setelah kalah musuh dan menang kaum Muslimin, barulah dia datang kepada Abu ‘Ubaidah, mengucapkan salam kepada Amiril- Jaisy (kepala tentera). Dan dengan muka gagah segala pimpinan diserahkannya, dia tetap menjadi seldadu biasa meneruskan per- tempuran ke tempat-tempat yang lain. Seketika ditanyai orang, dengan megah pahlawan itu berkata: ‘Saya berperang bukan lantaran Umar!’ Laksana Basyir, pahlawan Ansar tempoh hari itu pula mengatakan ahwa Ansar bertempur bukan mencari megah dunia! Lebih dari 100,000 tentera Rumawi binasa waktu itu.

Wafatnya Abu Bakar

Pada 7 haribulan Jumadil Akhir tahun ketiga belas Hijrah, beliau ditimpa sakit. Setelah 15 hari lamanya menderita penyakit itu, wafatlah beliau pada 21 haribulan Jumadil Akhir tahun 13H, bertepatan dengan tanggal 22 OQos tahun 634 Masihiyah. Lamanya memerintah ialah 2 tahun 3 bulan 10 hari. Dikebumikan di kamar Aisyah di samping makam sahabatnya yang mulia Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam!

Related Posts with Thumbnails

Tafsir surah al-Maidah ayat 115 : Diazab kalangan terbabit peristiwa Maidah

Oleh: Tuan Guru Hj. Abdul Hadi Awang

ORANG-ORANG yang daif di kalangan mereka disuruh memakan hidangan tersebut. Lalu mereka memakan hidangan berkenaan.

Mengikut satu riwayat, peristiwa itu berlaku pada hari Ahad sekali gus hari tersebut menjadi hari raya atau 'holiday' kepada orang beragama Kristian dalam seminggu.

Sementara riwayat yang lain menceritakan bahawa Allah menurunkan hidangan dari langit selang sehari dalam masa beberapa hari.

Allah Taala menunjukkan mereka dengan mukjizat yang diberi kepada Nabi Isa a.s. Bagaimanapun ada antara mereka yang ragu bahkan ada yang tidak percaya dengan mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Nabi Isa a.s itu.

Diceritakan bahawa ketika mereka tidur dalam sebelah malamnya dengan tudir yang nyeyak, tiba-tiba sebelah paginya mereka menjadi babi.

Mereka memakan makanan yang kotor dan menjijikkan. Semua rakan mereka terkejut melihat babi-babi berkenaan.

Lalu babi-babi itu datang kepada Nabi Isa a.s. Baginda a.s menyebut seorang demi seorang nama mereka yang menjadi babi itu yang menunjukkan keengkaran mereka terhadap Nabi Isa a.s sebelum itu.

Kemudia babi-babi berkenaan dimatikan oleh Allah. Ertinya babi yang ada pada hari ini adalah berasal dari keturunan lain bukan dari mereka berkenaan.

Sesetangah ulama pula mengatakan bahawa ada di kalangan mereka menjadi kera dan babi dan seterusnya mereka mula dimatikan oleh Allah.

Menurut satu riwayat yang lain. Allah tidak menurunkan hidangan itu kerana hawariyyun tidak bersetuju hidangan itu diturunkan.

Riwayat yang lebih kuat, Allah Taala menurunkan hidangan tersebut kerana Allah Taala menyebut dalam ayat yang berikutnya yang bermaksud : "Aku menurunkannya kepada kamu, maka ingatlah sesuapa yang kufur selepas itu di kalangan kamu, maka sesungguhnya Aku akan mengazabkan dengan azab yang tidak pernah Aku lakukan kepada seseorang pun daripada alam ini sebelum itu." (Surah al-Maidah :115)

Merekalah termasuk di kalangan orang yang paling terseksa pada hari kiamat.

Berkata Ibnu Umar r.a manusia yang paling azab pada hari kiamat ialah tiga golongan. Iaitulah yang pertama orang munafik di kalangan umat Muhammad s.a.w.

Yang kedua ialah orang yang ingkar dalam peristiwa al-Maidah yakni peristiwa hidangan yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s dan yang ketiga ialah pembesar-pembesar Firaun yang merancang dan melaukan kezaliman terhadap orang yang beriman.

Ini adalah tiga golongan paling terseksa di hari kiamat apabila mereka dalam neraka.

Nabi kita Muhammad s.a.w dikurniakan oleh Allah dengan keistimewaan apabila orang-orang Quraisy, mencabar Nabi s.a.w supaya mendoakan bukit Makkah (Sofa) dijadikan emas, Nabi s.a.w tidak mengendaklan permintaan mereka tersebut.

"Wahai Muhammad, jika sekiranya engkau jadikan bukit Soda ini emas, kami beriman kepadamu."

Permintaan sedemikian rupa hampir serupa dengan cara permohonan yang dibuat oleh golongan yang ingkar kepada Nabi Isa a.s dalam peristiwa al-Maidah ini.

Apabila Nabi s.a.w mengadu kepada Allah tentang permintaan Quraisy itu, malaukat Jibrail a.s turun menemui baginda s.a.w. Jibrail berkata, "Allah Taala memerintahkan aku, supaya memberitahu kepada kamu wahai Muhammad s.a.w bahawa aku berupaya menjadikan bukit itu sebagai emas, sebagaimana mereka minta.

"Tetapi sekiranya mereka ingkar atau mereka tidak beriman selepas itu, aku akan seksakan mereka dengan seksa yang lebih daripada umat yang lain.

"Jika sekiranya kamu tidak meminta, maka aku tangguhkan seksaan itu dengan rahmat."

Ada di kalangan mereka yang beriman selepas itu. Ertinya Nabi s.a.w ada dua pilihan sama ada meneruskan permintaan kaum kafir Quraisy itu atay tidak menyahut cabaran kaum Quraisy berkenaan.

Lalu Nabi s.a.w meminta supaya ditangguhkan azab kepada umatnya, supaya dikurniakan rahmat, dan hidayah kepada mereka.

Tidak mengapalah, Allah tidak menukar bukit Sofa menjadi emas serta merta. Ertinya ada di kalangan manusia mahu melihat kejayaan dan kebenaran serta merta dapat dilihat di hadapan mata mereka tanpa ditangguh-tangguhkan lagi.

Tetapi Allah Taala menangguhkan azab kepada mereka yang kufur pada akhir zaman dan diberi peluang mereka bertaubat serta memberi peluang umur yang masih ada supaya balik dan merujuk kepada Allah sekiranya melakukan dosa dan kekufuran.




Related Posts with Thumbnails

Al Fatihah

Al Fatihah...Ibu kepada sdr Abdul Razak Bin Abd Aziz telah kembali kerahmatullah sebentar tadi. Seluruh ahlijawatankuasa mengucapkan takziah kepada sdr Abd Razak. Bersabar diatas segala dugaan yang menimpa. Insyaallah kita doakan semoga roh beliau ditempatkan bersama-sama orang yang soleh amin.


Related Posts with Thumbnails

Al Fatihah


Sdr Muhammad zaed Hj Jamaluddin telah kembali kerahmatullah pada hari khamis 17 April 2009. Jenazah Almarhum telah selamat dikebumikan pada jam 10.00 pagi 17 April 2009. Sama-sama kita berdoa agar roh beliau ditempatkan bersama-sama para solihin. Al Fatihah
Secebis kenangan.............
Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami
Kerana takdir yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mngenangkan
Kau sahabatku kau teman sejati

Tulus ikhlasmu luhur budimu bagai tiada pengganti
Senyum tawamu juga katamu menghiburkan kami
Memori indah kita bersama terus bersemadi
Kau sahabatku kau teman sejati

Sudah ditakdirkan kau pergi dulu
Di saat kau masih diperlukan
Tuhan lebih menyayangi dirimu
Ku pasrah diatas kehendak yang Esa

( korus )
Ya Allah,tempatkannya di tempat yang mulia
Tempat yang kau janjikan nikmat untuk hamba Mu
Sahabatku akan ku teruskan perjuangan ini
Walau ku tahu kau tiada di sisi

Perjuangan kita masih jauh beribu batu
Selagi roh masih di jasad hidup diteruskan
Sedih rasa hati ini mengenangkan dikau
Bagai semalam kau bersama kami

( korus ) Moga amanlah dan bahagia dikau di sana
Setangkai doa juga Fatehah terus kukirimkan
Moga di sana kau bersama para solehin
Ku sahabatku kau teman sejati




Related Posts with Thumbnails

Tahniah

Tahniah kepada sdr Jaya Yatin Dan Puan Normah Peni, yang telah dikurniakan cahaya mata yang ke 9 pada 14 april 2009. Bayi yang seberat 3.9 kg dilahirkan di Hospital Bersalin Razif Sri Andalas Klang. Semoga sdr Jaya dan Puan Normah sekeluarga dilimpahkan rezeki serta kebahagian di dunia hingga akhirat.




Related Posts with Thumbnails

Mohammad zaeed Di ICU Klang.

Mohammad Zaeed Hj Jamaluddin, kini terlantar di Hospital Tengku Ampuan Rahimah Klang. Paru-paru dijangkiti kuman, sekarang berada dalam kritikal di wad 5c (ICU). Sama-samlah kita doakan semoga beliau dapat sembuh secepat mungkin. Kepada keluarga Hj Jamaluddin diharap dapat bersabar dengan dugaan yang sedang dihadapi. Insyaallah Allah bersama-sama orang yang sabar.


Related Posts with Thumbnails

Surat Kepada YB Nga Kor Ming ADUN Pantai Remis Perak

13 Rabiul Akhir 1430
9 April 2009

YB Encik Nga Kor Ming
EXCO Kerajaan Negeri Perak
Pejabat EXCO Negeri Perak
30000 Ipoh
PERAK DARUL RIDZUAN.

Menemui YB Encik Nga dengan ucapan salam sejahtera


Yang Berhormat,

Alhamdulillah, dengan izin Allah, saya telah mengikuti isu di sekitar percubaan YB untuk mengenali Islam melalui pembacaan Ayat-Ayat Al-Quran dengan tekun. Saya juga terharu mendengar keluhan YB yang berbunyi “saya berasa amat kesal apabila masyarakat Tionghua yang cuba mengenali Islam dan Al-Quran melalui kitab berkenaan, tiba-tiba dihalang.”

Saya boleh memahami dan menyelami perasaan kecewa yang sedang melanda hati YB. Mudah-mudahan dengan sikap “tidak mesra Umno” dan pemimpin-pemimpin Umno tentang kecenderungan masyarakat Tionghua dan India yang sihat ini, ia akan meningkatkan lagi kesedaran Non-Islam untuk lebih mengkaji, mendalami dan mengadakan forum serta wacana mengenai Islam dengan cara yang lebih meluas.

Saya mempunyai sebuah impian. Dalam tempoh tidak berapa lama lagi mudah-mudahan akan muncul lebih ramai orang dari kalangan masyarakat Tionghua, India, Siam, Bajau dan Kadazan yang tampil menjadi Qari, Ustaz, Khatib dan Imam di seluruh negara. Kalau Jenghiz Khan yang mengetuai tentera Moghul menyerang dan memusnahkan hampir seluruh Kerajaan dan tamadun Islam di Kota Baghdad, tetapi sempat ditebus semula keagungan Islam melalui cucunya yang bernama Aurangzeb yang menegakkan empayar Islam di India kemudiannya. Maka saya mempunyai keyakinan yang kuat bahawa Islam akan kembali gemilang di negara kita melalui kaedah dan insiden yang hampir sama. Mudah-mudahan YB lah orangnya yang akan meletakkan batu asas pertama ke arah menyusun batu bata yang kukuh ini untuk terus bertumpang tindih.

Mari kita bina asas ini dengan mengatur langkah-langkah permulaan melalui seminar, muzakarah, muqabalah, dialog dan wacana. Tajuk-tajuk seperti “dimana tak kenanya Islam” atau “apa mesej al-Quran kepada orang bukan Islam” bolehlah difikirkan. Anggota panel boleh terdiri daripada tokoh-tokoh PAS, Umno, DAP, PKR dan pemimpin-pemimpin NGO, pensyarah serta pendakwah bebas. Ia boleh dijadikan sesi kuliah bersiri yang boleh dianjurkan di PWTC, di masjid-masjid, surau-surau, kuil-kuil dewan-dewan perhimpunan, di universiti-universiti, baik di IPTS atau IPTA.

Sekali lagi saya mengucapkan syukur kepada Allah S.W.T di atas kekuatan dan keberanian yang ada pada YB. Terus tekun dan beristiqamahlah dalam mengharungi ujian-ujian ini. Insya Allah saya seakan-akan sedang melihat sekerdip lilin yang bercahaya di hujung sana. Marilah kita sama-sama ke sana.


* MEMBANGUN BERSAMA ISLAM *


(TUAN GURU DATO’ HAJI NIK ABDUL AZIZ BIN NIK MAT)
Menteri Besar Kelantan
Merangkap
Mursyidul Am PAS

Related Posts with Thumbnails

Tahniah Dan Syabas

Darul Mujahidin mengucapkan tahniah dan syabas kepada Dato Seri Ir Muhamad Nizar Jamaludin calon PAS. Atas kemenangan bagi Parlimen Bukit Gantang dengan majoriti 2789.


Tahniah juga kepada calon PKR Dun Bukit Selambau S. Manikumar. Atas kemenanggannya dengan majoriti 2403.



Related Posts with Thumbnails

Perkembangan Islam Di Zaman Khulafa’ Ar-Rasyidin

Isi Kandungan

1. Bagaimana Perkembangan Politik dan Pemerintahan Pada masa Khulafa’ al-Rayidun?

2. Bagaimana Perkembangan Kebudayaan dan Peradaban Pada masa Khulafa’ al-Rayidun?

1. Politik dan Pemerintahan Pada masa Khulafa’ al-Rasyidin

Abu Bakar As-Shiddiq 11-3 H/ 632-634 M

Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat demokratis di muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah, memenuhi tata cara perundingan yang dikenal dunia modern saat ini. Kaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa (merit), mereka mengajukan calon Sa’ad Ibn Ubadah. Kaum muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan, mereka mengajukan Abu Ubaidah Ibn Jarrah.2 Sementara itu Ahlul bait menginginkan agar Ali Ibn Abi Thalib menjadi khalifah atas dasar kedudukannya dalam islam, juga sebagai menantu dan karib Nabi. Hampir saja perpecahan terjadi. Melalui perdebatan dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jama’ah kaum muslimin untuk menduduki jabatan khalifah.

Sebagai kahlifah pertama, Abu Bakar dihadapkan pada keadaan masyarakat sepeninggal Muhammad SAW. Meski terjadi perbedaan pendapat tentang tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi kesulitan yang memuncak tersebut, kelihatan kebesaran jiwa dan ketabahan batinnya. Seraya bersumpah dengan tegas ia menyatakan akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari kebenaran (orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat dan mengaku diri sebagai nabi).

Kekuasaan yang dijalankan pada massa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululllah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum,. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarah.

Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengririm kekuatan ke luar Arabia. Khalid Ibn Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hiyah di tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi dibawah pimpinan empat jendral yaitu Abu Ubaidah, Amr Ibn ‘Ash, Yazid Ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun.

Umar Ibn Al-Khaththab 13-23 H/634-644 M

Umar Ibn Al-Khaththab diangkat dan dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetujui oleh jama’ah kaum muslimin. Pada saat menderita sakit menjelang ajal tiba, Abu Bakar melihat situasi negara masih labil dan pasukan yang sedang bertempur di medan perang tidak boleh terpecah belah akibat perbedaan keinginan tentang siapa yang akan menjadi calon penggantinya, ia memilih Umar Ibn Al-Khaththab. Pilihannya ini sudah dimintakan pendapat dan persetujuan para pemuka masyarakat pada saat mereka menengok dirinya sewaktu sakit.

Pada masa kepemimpinan Umar Ibn Al-Khaththab, wilayah islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Karena perluasan daerah terjadi dengan begitu cepat, Umar Ibn Al-Khaththab segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi pemerintahan, dengan diatur menjadi delapan wialayah propinsi : Mekah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan Eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Jawatan kepolisian dibentuk. Demikian juga jawatan pekerjaan umum, Umar Ibn Al-Khaththab juga mendirikan Bait al-Mall. Dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang dimayarakat Umar selalu berkomunikasi dengan orang-orang yang memang dianggap mampu dibidangnya.3

Ustman Ibn Affan 23-35 H/644-656 M

Ustman Ibn Affan dipilih dan diangkat dari enam orang calon yang diangkat oleh khalifah Umar saat menjelang wafatnya karena pembunuhan. Keenam orang tersebut adalah: Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Saad bin Abu Waqqash, Abd al-Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, serta Abdullah bin Umar, putranya, tetapi “tanpa hak suara”.4 Umar menempuh cara sendiri yang berbeda dengan cara Abu Abakar. Ia menunjukkan enam orang calon pengganti yang menurutnya dan pengamatan mayoritas kaum muslimin memang pantas menduduki jabatan Khalifah. Oleh sejarawan islam mereka disebut Ahl al-Hall a al’aqd pertama dalam islam., merekalah yang bermusyawarah untuk menentukan siapa yang menjadi khalifah. Dalam pemilihan lewat perwakilan tersebut Ustman Ibn Affan mendapatkan suaran lebih banyak, yaitu 3 suara untuk Ali dan 4 suara untuk Ustman Ibn Affan.

Pemerintah khalifah Ustman Ibn Affan mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan Khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaaan dan ketidakpuasaan dikalangan masyarakat karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya. Ustman Ibn Affan mengangkat keluarganya (Bani Ummayyah) pada kedudukan yang tinggi. Ia mengadakan penyempurnaan pembagian kekuasaan pemerintahan, Ustman Ibn Affan menekankan sistem kekuasaan pusat yang mengusaai seluruh pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya sendiri.

Ali Ibn Abi Thalib 35-40 H/656-661 M

Ali Ibn Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuhnya Usman oleh kaum pemberontak. Ali Ibn Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jamaah kaum muslimin di madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali Ibn Abi Thalib di angkat dengan dibaiat oleh masyarakat.

Dalam masa pemerintahannya, Ali Ibn Abi Thalib mengahadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali Ibn Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menuntut bela’ terhadap daerah Usman yang telah ditumpahkan secara dhalim. Perang ini dikenal dengan nama perang jamal.5

Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali Ibn Abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah. Yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaannya. Pertempuran yang terjadi dikenal dengan perang shiffin, perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelsaikan maslah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali).6

2. Peradaban dan Kebudayaan Pada masa Khulafa’ al-Rasyidin

1. Pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq

Pada ini kondisi sosial mayarakat menjadi stabil dan dapat mengamankan tanah Arab dari pembangkang dan penyelewengan seperti orang murtad, para nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat.

Selain itu keadaan kaum muslimin menjadi tenteram, tidak khawatir lagi beribadah kepada Allah. Perkembangan dagang dan hubungan bersama kaum muslim yang berada di luar Madinah keadaannya terkendali dan terjalin dengan baik. Selain itu juga kemajuan yang dicapai adalah : Pembukuan Al-Qur’an

2. Pada Masa Khalifah Umar Ibn Al-Khaththab

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Umar adalah :

  • Pemberlakuan Ijtihad
  • Menghapuskan zakat bagi para muallaf
  • Mengahpuskan hukum mut’ah
  • Lahirnya ilmu Qira’at
  • Penyebaran Ilmu Hadits
  • Menempa mata uang dan
  • menciptakan tahun Hijriah

3. Pada Masa Khalifah Ustman Ibn Affan

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ustman adalah :

  • Penaskahan Al-Qur’an
  • Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
  • Didirikannya masjid Al-Atiq di utara benteng babylon
  • Membangun Pengadilan
  • Membnetuk Angkatan Laut
  • Membentuk Departemen:

i. Dewan kemiliteran

ii. Baitul Mal

iii. Jawatan Pajak

iv. Jawatan Pengadilan

4. Pada Masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :

  • Terciptanya ilmu bahsa/nahwu (Aqidah nahwiyah)
  • Berkebangnya ilmu Khatt al-Qur’an
  • Berkembangnya Sastra
Petikan dari dakwah.info
Related Posts with Thumbnails

19 KEISTIMEWAAN WANITA DAN 6 WANITA MALANG

19 KEISTIMEWAAN WANITA

1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda , " Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.

3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah .Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.

5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.

6. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.

9. Daripada Aisyah r.a." Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga solat dan puasanya.

12. Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?" Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." " Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya."

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.


6 JENIS WANITA MALANG

“Jangan engkau kahwini wanita yang enam, jangan yang Ananah, yang Mananah, dan yang Hananah, dan jangan engkau kahwini yang Hadaqah, yang Baraqah dan yang Syadaqah.”

Wanita Ananah:banyak mengeluh dan mengadu dan tiap saat memperalatkan sakit atau buat-buat sakit.

Wanita Mananah:suka membangkit-bangkit terhadap suami. Wanita ini sering menyatakan, “Aku membuat itu keranamu”.

Wanita Hananah: menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.

Wanita Hadaqah: melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.

Wanita Baraqah: ada 2 makna, pertama yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya, kedua dia marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagianya.

Wanita Syadaqah: banyak cakap tidak menentu lagi bising.
Related Posts with Thumbnails
 
Copyright @ 2008 DarulMujahidin: April 2009 | Design By iEn | Resolution: 1024x768 | Best View: Firefox | Top